Pages

Subscribe:

Click here for Myspace Layouts

Sabtu, 17 November 2012

AYAH YANG SANGAT KURINDUKAN


      Hari itu jum’at, 29 juni 2012 aktivitasku sebagai mahasiswa dirantau orang berjalan seperti biasanya. Aku menjalaninya dengan senang hati karena selalu mendapat semangat dan dukungan dari mkeluarga yang kucintai trutama dari ayah dan ibuku. Sama seperti hari-hari sebelumnya hari itu, tak ada sesuatu yang ganjil atau berbeda. Setiap harinya aku selalu mendapat telepon dari ayahku meski cuma sebentar untuk sekedar menanyakan keadaanku. Rasanya setiap hari bahkan setiap waktu kalau ada kesempatan ayah hampir tak pernah absen untuk menelponku.
     Ya sejak tahun 2010 yang lalu aku merantau ke ibukota provinsi kami untuk melanjutkan pendidikanku ke sebuah universitas disana. Dan sejak iyu pula aku harus tinggal terpisah dengan kedua orang tuaku. Begitu juga dengan kakakku, sudah sejak tahun 2008 telah meninggalkan kampong halaman untuk melanjutkan pendidikan, namun dia telh selesai pada tahun 2011 karena kuliah di jenjang D3. Dan pada hari itu kakakku sedang berada di Bandung guna melanjutkan pendidikannya. Sama halnya denganku, ayahpun tak pernah absen untuk menelponnya. Begitulah ayahku bias dikatakan tak pernah luput untuk menghubungi kami anak-anaknya hampir setiap hari. Ada waktunya ayah menelpon kita sedang waktu senggang di kantornya, ada juga ketika sedang bekerja hanya karena teringat kami kuliah atu libur. Itulah yang membuat ayahku berbeda dengan ayah-ayah temanku yang kebanyakan intensitas menghubungi anaknya bias dihitung, 2 hari sekali, 3 hari sekali atau bahkan seminggu sekali. Kata kakakku ayah tidak berhenti menelponnya unyuk menanyakan bagaimana kelanjutan pendidikannya. Ayah menelpon tepat setelah jam kantor sebelum pulang ke rumah untuk menunaikan kewajiban seorang muslim yaitu shalat jumat. Kata ibuku seperti biasanya juga, setelah shalat jumat ayah dengan gembira kembali ke kantor untuk menyelesaikan tugasnaya. Ya sejak ayah ditetapkan sebagai kasubag umum dan kepegawaian tugas ayah semkin banyak & ayah terlihat lebih sibuk dari jabatan sebelumnya. Lagi-lagi hari itu tak ada keanehan karena ayah tetap menjalani aktivitasnya
       Pada hari itu ayah pulang ke rumah sedikit terlambat yaiyu pukul 18.30 wib, 30 lmenit lebih lama dari biasanya. Malam harinya seusai magrib kata ibu ayah bersenda dengan dua adikku yang paling kecil, yak arena mereka kembar. Setelah lelah bersenda adikku tertidur dan ayanhku pun menelpon kakak. Dari cerita ibu yang mendengar percakapan ayah dan kakak mlam itu ayah meminta dibelikan sepatu dan celana oleh kakak. Karena sedang berada di Jawa Barat yang terkenal dengan industri sepatu di Cibaduyut. Belum sempat terjadi percaapan yang lebih jauh lagi akhirnya telepon tiba- tiba terputus karena signal ditempat kakak ku tidak begitu bagus.
Ayahpun mencoba menelpon kembali tetapi tidak dapat tersambung dengan kakak. Akhirnya ayah menelpon ku dan kami berbincang- bincag singkat. Ketika itu ayah mengatakan baru saja menelpon kakak dan akupun meminta aagar ayah menyambungkan telpon ke kakak dengan mengaktifkan conference dimenu panggilan agar telepon kami berdua tersambung dengan kakak. Tetapai lagi- lagi tidak bias karena signal yang tidak bersahabat dan akhirnya ayah selesai menelpon. Tak lama berselang setelah isya, aku mendapat telepon dari keluarga bahwa baru saja ayah dipanggil oleh pemilikNya puku 20.30 wib yang lalu. Tak dapat ku bayangkan betapa sedihnya hatiku ketika itu, dunia seolah runtuh seketika. Betapa tidak, belum lama telpon terputus hanya berselang setengah jam ayahku telah tiada. Rasanya sulit ku percaya karena masih terdengar jelas suara ayah menelpon ku.
Namun saat itu aku harus ikhlas menerima ketentuanNya. Yang terfikir oleh ku saat itu hanya menghubungi mobil yang dapat membawa ku pulang malam itu juga. Setelah berhasil mnghubungi pihak mobil aku lagi teringat apakah kakak ku sudah mengetahui kabar ini atau tidak. Lansung ku telpon dia untuk memberitahu. Ya, benar saja, kakak ku tidak mengetahuinya. Tapi tidak sepertiku ketika mendapat kabar itu dia hanya terdiam tidak langsung menangis histeris seperti ku. Aku tahu dia lebih tegar dari apa yang ku bayangkan. Saat itu dia hanya terdiam dan sambil bertanya apakah kabar yang aku katakan benar adanya. Setelah mendapat kabar tersebut kakak hanya berkata “sudah dulu ya nanti kakak telpon lagi”. Ternyata kakak menghubungu keluarga terdekat untuk menanyakan kebenarannya. Barulah setelah itu kakak meneteskan air mata. Dan kakak menelpon ku untuk menanyakan apakah aku sdah dalam perjalanan pulang. Bias kubyangkan perasaan kakak saat itu mengingat jarak kami yang terpisah pulau antara Jawa dan Sumatera. Belum tentu keesokan harinya dia dapat tiba di rumah. Sementara aku pagi keesokan harinya telah tiba di rumah dan kakak harus melewati proses panjang, membeli tiket pesawat karena harus menempuh udara sampai ke Medan dan harus melewati perjalanan darat lagi selama lebih kurang 10 jam untuk tiba di kampong halamanku. Hari itu aku tiba di rumah dengan suasana berbeda dari biasanya. Saat itu rumah telah dipenuhi oleh keluarga, mulai dari kerabat ayah,ibu,teman-teman ayah dan ibu serta tetangga untuk melayat dan menunaikan fardhu kifayah terhadap ayahku. Saat itu aku menangis memeluk ibu dan keluargaku. Saat itu ayahku telah terbujur kaku tak berdaya.

Puisi :

Aku merindukanmu Ayah

Ayah..
Kini ku rasakan hidup tanpamu
Aku sepi hidup tanpa mu
Namun ini harus ku jalani
Walau terasa sangat berat ku jalani

Ayah...
Terima kasih atas semuanya
Semua kasih sayang yang kau curahkan
Semua pengorbanan yang kau lakukan

Ayah...
Kini aku merindukanmu
Merindukan saat-saat bersamamu
Merindukan kasih sayang darimu

Ayah...
Ingin rasanya aku berjumpa denganmu
Walau hanya dalam mimpiku
Walau hanya memandang wajahmu

Saat ku butuh ayah
Saat ku rindu ayah
Hanya selembar foto peninggalmu
Yang dapat mengobati rasa rinduku

Tuhan..
Sungguh aku tak pernah rela kehilangan dia
Namun aku sadar semua ini milikimu
Dan akan kembali kepadamu

Tuhan...
Jagalah dia selalu
Bahagiakan dia di sisimu
Karena dia adalah ayah terbaikku

Selamat jalan ayah
Semoga engkau bahagia di sisi-Nya
Semoga kita dapat berkumpul lagi di dalam surga-Nya
Nantilah aku ayah...

Aku sangat merindukanmu ayah...


You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "

Buscar